Pembuatan Kerajinan Daur Ulang dari Barang Bekas sebagai Tindak Lanjut dari Upaya Pelestarian, Konservasi Lingkungan dan Pengurangan Sampah

, , Comments Off on Pembuatan Kerajinan Daur Ulang dari Barang Bekas sebagai Tindak Lanjut dari Upaya Pelestarian, Konservasi Lingkungan dan Pengurangan Sampah

Dalam upaya menangani isu lingkungan yang mendesak seperti pencemaran dan penumpukan sampah, sebuah program pengabdian masyarakat diadakan di SD N Kalirejo dari tanggal 19 hingga 26 Juli 2024. Inisiatif ini dipimpin oleh Teresia Dwine Adentya Putri dan timnya, bertujuan untuk mendidik generasi muda Desa Berdikari tentang pentingnya pengelolaan dan daur ulang sampah. Program ini secara khusus menargetkan siswa kelas lima, dengan fokus pada pentingnya pemilahan sampah dan pemanfaatan bahan daur ulang untuk mengatasi krisis limbah yang semakin meningkat.Latar belakang inisiatif ini berasal dari tingginya tingkat penumpukan sampah di daerah pedesaan, yang sering kali kurang memiliki sistem pengelolaan sampah yang baik. Di Pagerharjo, masyarakat setempat telah terbiasa membakar sampah daripada memilah atau mendaur ulangnya. Praktik ini menimbulkan ancaman signifikan bagi lingkungan, terutama karena kondisi alam di sana masih asri tetapi berisiko jika tidak ada tindakan yang diambil. Program Desa Berdikari mengakui bahwa generasi muda adalah aset penting dalam menghadapi tantangan lingkungan yang semakin kompleks.

Salah satu tujuan utama program ini adalah meningkatkan pengetahuan siswa tentang pentingnya pemilahan dan pengelolaan sampah. Dengan mengajarkan mereka cara mengidentifikasi bahan daur ulang, inisiatif ini bertujuan untuk menanamkan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan. Para siswa belajar bahwa tidak semua sampah itu sama dan bahwa banyak barang dapat digunakan kembali daripada dibuang.

Program ini juga menekankan manfaat ekonomi dan edukasi dari daur ulang. Dengan membuat kerajinan dari bahan daur ulang, peserta tidak hanya berkontribusi pada pengurangan sampah tetapi juga menemukan cara baru untuk menghasilkan pendapatan. Inisiatif ini mendorong kreativitas, memungkinkan siswa untuk mengubah apa yang biasanya dianggap sampah menjadi barang fungsional dan dekoratif. Proses ini tidak hanya mengurangi volume sampah yang dikirim ke tempat pembuangan akhir tetapi juga mengurangi permintaan akan bahan baku baru yang dapat merusak lingkungan.

Melalui kegiatan praktis, siswa terlibat dalam sesi kerajinan di mana mereka mengubah sampah menjadi karya seni. Pendekatan praktis ini berfungsi sebagai alat edukasi, memberdayakan generasi muda di Desa Berdikari dengan keterampilan yang dapat membuka peluang ekonomi. Program ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan 3 (Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan) dan 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), dengan mempromosikan kesehatan melalui lingkungan yang lebih bersih dan mendorong praktik berkelanjutan.

Inisiatif ini juga membahas isu yang lebih luas mengenai konsumerisme, menyoroti perlunya perubahan pola pikir terkait kepemilikan material. Dengan membudayakan daur ulang dan pemanfaatan kembali, program ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat pada produk baru dan mempromosikan gaya hidup yang lebih berkelanjutan. Perubahan ini sangat penting dalam mengatasi tantangan ekologi yang dihadapi banyak daerah pedesaan.

Saat program berakhir, antusiasme siswa sangat terasa. Mereka mengungkapkan kebanggaan atas karya mereka dan pemahaman baru tentang peran mereka dalam menjaga lingkungan. Tanggapan masyarakat sangat positif, dengan banyak orang tua yang menyatakan minat untuk melanjutkan upaya daur ulang di rumah. Gerakan akar rumput ini memiliki potensi untuk menginspirasi perubahan yang lebih luas dalam praktik pengelolaan sampah di desa.

Sebagai kesimpulan, pembuatan kerajinan daur ulang dari barang bekas di SD N Kalirejo merupakan langkah signifikan menuju pelestarian lingkungan dan pengurangan sampah. Dengan membekali generasi muda dengan pengetahuan dan keterampilan, program ini tidak hanya menangani masalah lingkungan yang mendesak tetapi juga meletakkan dasar untuk masa depan yang lebih berkelanjutan. Inisiatif ini menjadi model bagi komunitas lain yang menghadapi tantangan serupa, menunjukkan bahwa dengan kreativitas dan pendidikan, perubahan positif adalah mungkin.