Dalam inisiatif penting yang bertujuan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi akibat perubahan iklim, tim yang dipimpin oleh Muhammad Awwaly Fawwa’iq Syamsi sedang melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kalurahan Banjarsari dari tanggal 20 hingga 31 Juli 2024. Tujuan utama dari program ini adalah untuk memetakan daerah-daerah yang rawan akan bencana kekeringan, sehingga dapat mengurangi dampak dari kekeringan yang berpotensi merugikan masyarakat setempat.Kalurahan Banjarsari sebagian besar bergantung pada sektor pertanian, di mana sebagian besar warganya mengandalkan pertanian untuk mata pencaharian mereka. Kekurangan sumber daya air berdampak langsung pada produktivitas pertanian, ketahanan pangan, dan kesejahteraan masyarakat. Tanpa pemetaan yang memadai, sulit bagi masyarakat dan pemerintah setempat untuk merencanakan langkah mitigasi yang efektif dalam menghadapi kekeringan.
Inisiatif pemetaan ini bertujuan untuk menciptakan peta kerawanan bencana kekeringan yang komprehensif, yang akan memungkinkan desa untuk mengidentifikasi area-area yang paling berisiko mengalami kekurangan air. Hal ini akan memfasilitasi alokasi sumber daya untuk langkah-langkah pencegahan, memastikan bahwa masyarakat lebih siap menghadapi kondisi kekeringan yang mungkin terjadi. Keterlibatan perangkat desa dalam program ini sangat penting, karena mereka akan memainkan peran kunci dalam menerapkan temuan dari kegiatan pemetaan.
Salah satu aspek penting dari program ini adalah kesesuaiannya dengan strategi adaptasi iklim yang diuraikan dalam kerangka kebijakan perubahan iklim. Dengan mengidentifikasi area yang rentan, desa dapat mengembangkan strategi pengelolaan air yang lebih efektif dan tepat sasaran. Pendekatan proaktif ini sangat penting untuk meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap dampak buruk perubahan iklim.
Langkah-langkah mitigasi yang dapat diambil sebagai hasil dari pemetaan ini termasuk pembuatan sumur resapan untuk menangkap air hujan dan meningkatkan cadangan air tanah. Selain itu, pembangunan embung atau kolam penampungan air akan menyediakan sumber air alternatif selama musim kemarau. Inisiatif ini tidak hanya memenuhi kebutuhan air sehari-hari, tetapi juga mendukung keberlanjutan sektor pertanian.
Peta kerawanan bencana kekeringan ini akan berfungsi sebagai alat vital untuk memastikan bahwa area yang lebih aman tetap produktif sepanjang tahun. Dengan fokus pada area yang kurang rentan terhadap kekeringan, para petani dapat mempertahankan hasil pertanian mereka, sehingga berkontribusi pada ketahanan pangan dan stabilitas ekonomi di dalam desa.
Lebih jauh lagi, program pemetaan ini bukan hanya tentang pengelolaan air yang segera; ini adalah langkah preventif yang bertujuan untuk meminimalkan dampak buruk kekeringan di masa depan. Manfaat jangka panjangnya mencakup peningkatan ketahanan air dan pangan bagi desa, penguatan ekonomi lokal, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Sebagai kesimpulan, inisiatif pemetaan kerawanan bencana kekeringan di Kalurahan Banjarsari merupakan langkah signifikan menuju pengembangan berkelanjutan dan adaptasi iklim. Dengan mengintegrasikan pengetahuan lokal dengan teknik pemetaan ilmiah, masyarakat dapat lebih siap menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh perubahan iklim, yang pada akhirnya mengarah pada masa depan yang lebih tangguh dan sejahtera.