Sebuah inisiatif penting sedang berlangsung di Kalurahan Banjarsari, di mana Muhammad Awwaly Fawwa’iq Syamsi dan timnya melaksanakan program pengabdian masyarakat (KKN) yang berfokus pada pemetaan dan pendataan persebaran ternak sapi. Proyek ini bertujuan untuk memberikan informasi komprehensif mengenai lokasi dan jumlah peternakan sapi di daerah ini, yang sangat penting untuk mengoptimalkan peternakan terpadu.Kegiatan pemetaan dan pendataan ini akan dilaksanakan dari 10 Juli hingga 2 Agustus 2024, melibatkan perangkat desa setempat sebagai peserta. Tujuan utama adalah mengumpulkan data rinci tentang peternakan sapi, termasuk lokasi kandang, ukuran populasi, dan kondisi pengelolaan di setiap lokasi. Informasi ini akan menciptakan gambaran jelas tentang persebaran dan kapasitas produksi peternakan sapi di Banjarsari.
Pengumpulan data yang akurat sangat penting untuk merancang penataan kandang yang optimal, dengan mempertimbangkan jarak antar peternakan dan akses terhadap sumber daya seperti air dan pakan. Selain itu, proyek ini bertujuan untuk meningkatkan praktik pengelolaan limbah dengan menerapkan sistem yang lebih ramah lingkungan, seperti memanfaatkan kotoran sapi sebagai pupuk organik bagi lahan pertanian sekitar. Pendekatan ini tidak hanya membantu menjaga kebersihan lingkungan tetapi juga memberikan pupuk berkualitas bagi petani lokal.
Data yang dikumpulkan juga akan mempermudah distribusi pakan yang lebih terorganisir dan merata, sehingga peternak tidak perlu khawatir tentang pasokan pakan yang terbatas pada musim tertentu. Dengan pengelolaan yang terstruktur, biaya operasional dapat ditekan, dan hasil produksi ternak sapi dapat meningkat secara signifikan. Hasil dari program ini akan berkontribusi terhadap peningkatan produktivitas peternakan, yang berdampak positif terhadap ekonomi desa.
Sektor peternakan yang lebih mandiri dan terintegrasi ini menjadi salah satu pilar utama dalam menciptakan desa yang berdikari, mampu memenuhi kebutuhan lokal, dan bahkan berpotensi menjangkau pasar di luar desa. Inisiatif ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) dan 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab).
Proyek pemetaan ini diharapkan dapat memberikan wawasan berharga tentang aspek ekologis dari peternakan, memastikan bahwa praktik yang diterapkan berkelanjutan dan tidak merusak lingkungan setempat. Dengan fokus pada produktivitas ekonomi dan keseimbangan ekologis, inisiatif ini bertujuan untuk menciptakan model yang dapat diikuti oleh desa-desa lain.
Sebagai kesimpulan, pemetaan dan pendataan persebaran ternak sapi di Kalurahan Banjarsari merupakan langkah signifikan menuju optimalisasi peternakan terpadu. Dengan melibatkan perangkat desa dan masyarakat, inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas ekonomi sekaligus mempromosikan keberlanjutan ekologis, yang pada akhirnya berkontribusi pada pengembangan keseluruhan desa.