Pemetaan Daya Tarik Wisata Desa Pagerharjo untuk Mengenali dan Mengembangkan Eksistensi Desa Wisata

, , Comments Off on Pemetaan Daya Tarik Wisata Desa Pagerharjo untuk Mengenali dan Mengembangkan Eksistensi Desa Wisata

Dalam sebuah inisiatif penting yang bertujuan untuk meningkatkan potensi pariwisata Desa Pagerharjo, yang terletak di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, proyek pemetaan akan dilaksanakan dari 8 Juli hingga 8 Agustus 2024. Proyek ini dipimpin oleh Muhamad Rival Ferdiansah dan timnya sebagai bagian dari program pengabdian masyarakat (KKN) mereka, dan berfokus pada pengembangan eksistensi Pagerharjo sebagai desa wisata serta perbaikan infrastruktur dan fasilitasnya.Desa Pagerharjo dianugerahi keindahan alam yang luar biasa, warisan budaya yang kaya, dan beragam destinasi wisata. Meskipun memiliki potensi yang besar, promosi dan pengelolaan pariwisata di Pagerharjo belum optimal, yang mengakibatkan manfaat ekonomi yang terbatas bagi masyarakat setempat. Proyek pemetaan ini bertujuan untuk mengatasi tantangan tersebut dengan menciptakan peta wisata yang komprehensif yang menyoroti daya tarik desa.

Peta wisata ini akan berfungsi sebagai alat yang efektif untuk memperkenalkan dan mempromosikan berbagai destinasi wisata di Pagerharjo, sehingga dapat menarik lebih banyak pengunjung. Peta ini akan mencakup informasi tentang lokasi-lokasi wisata unggulan, rute perjalanan, fasilitas pendukung, serta informasi budaya dan sejarah yang relevan. Inisiatif ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam mempromosikan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan infrastruktur TIK, dan mendukung perencanaan pembangunan.

Beberapa faktor kunci mendorong pembuatan peta wisata ini. Pertama, Desa Pagerharjo memiliki berbagai objek wisata yang potensial, mulai dari keindahan alam seperti perbukitan dan air terjun hingga situs-situs budaya dan sejarah yang masih banyak yang belum diketahui oleh masyarakat luas. Objek-objek wisata ini sering kali tidak terintegrasi dengan baik dalam sistem informasi yang mudah diakses, sehingga menyulitkan wisatawan untuk menemukan lokasi-lokasi menarik.

Kedua, proyek pemetaan ini bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas dan kenyamanan wisatawan dalam mengeksplorasi Desa Pagerharjo. Dengan adanya peta yang jelas dan terstruktur, pengunjung dapat merencanakan perjalanan mereka dengan lebih baik, sehingga dapat mengunjungi lebih banyak destinasi dalam waktu yang efisien. Hal ini diharapkan akan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dan memperpanjang durasi tinggal mereka di desa, yang pada akhirnya akan berdampak positif terhadap perekonomian lokal.

Ketiga, peta wisata ini juga berperan sebagai sarana edukasi bagi masyarakat setempat. Melalui peta ini, masyarakat dapat lebih mengenali dan menghargai potensi desanya sendiri, serta turut serta dalam upaya pelestarian lingkungan dan budaya yang menjadi daya tarik wisata. Peta ini juga dapat menjadi panduan bagi pelaku usaha lokal, seperti pemilik homestay, warung makan, dan pemandu wisata, dalam memberikan layanan yang lebih baik kepada wisatawan.

Keterlibatan pemangku kepentingan lokal, termasuk BUMDES, Pokdarwis, dan pengelola wisata, sangat penting untuk keberhasilan inisiatif ini. Partisipasi mereka akan memastikan bahwa proyek pemetaan ini komprehensif dan mencerminkan kebutuhan serta aspirasi masyarakat.

Seiring dengan berjalannya proyek ini, diharapkan peningkatan visibilitas daya tarik wisata Pagerharjo akan menyebabkan lonjakan minat wisatawan, mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Pemerintah setempat dan anggota masyarakat optimis bahwa inisiatif ini akan membuka jalan bagi pengembangan pariwisata yang berkelanjutan, menciptakan peluang kerja, dan meningkatkan kualitas hidup bagi penduduk.

Sebagai kesimpulan, pemetaan daya tarik wisata di Desa Pagerharjo merupakan langkah strategis menuju pengenalan dan pengembangan potensi pariwisata desa. Dengan memanfaatkan keindahan alam dan kekayaan budaya yang dimiliki, Pagerharjo bertujuan untuk menegaskan dirinya sebagai destinasi wisata yang menonjol, berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi keseluruhan Kabupaten Kulon Progo.