Konservasi Mata Air Telaga Gunung Pegat

, , Comments Off on Konservasi Mata Air Telaga Gunung Pegat

Pada tanggal 3 Agustus 2024, sekelompok mahasiswa yang dipimpin oleh Nashrullah Alfath Sugiyarso melaksanakan program pengabdian masyarakat yang berfokus pada konservasi Mata Air Telaga Gunung Pegat di Desa Sawo, Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur. Inisiatif ini bertujuan untuk mengembalikan kuantitas air dari mata air tersebut agar dapat digunakan oleh masyarakat luas dan untuk mitigasi risiko banjir serta longsor akibat pengalihfungsian lahan yang tidak terkontrol.Telaga Gunung Pegat merupakan salah satu dari dua mata air penting di Desa Sawo. Sayangnya, mata air ini telah mengalami penurunan kuantitas yang signifikan akibat pengalihfungsian lahan menjadi ladang yang dikelola oleh masyarakat setempat. Perubahan ini menimbulkan kekhawatiran tentang keberlanjutan sumber air yang sangat penting bagi lingkungan dan penduduk setempat.

Upaya konservasi ini tidak hanya berfokus pada pemulihan mata air, tetapi juga pada pendidikan masyarakat tentang praktik pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Program ini melibatkan warga setempat dan anggota kelompok sadar wisata (pokdarwis), menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam upaya konservasi.

Latar belakang inisiatif ini menyoroti kebutuhan mendesak untuk bertindak. Pengalihfungsian lahan yang terus berlangsung tanpa adanya langkah-langkah konservasi yang tepat mengancam potensi Mata Air Telaga Gunung Pegat. Hilangnya vegetasi yang sebelumnya menyerap air dapat menyebabkan penurunan lebih lanjut dari sumber air yang penting ini.

Untuk mengatasi tantangan ini, program konservasi mencakup penanaman 10 bibit pohon Ketapang. Pohon ini dikenal memiliki kemampuan untuk mengakumulasi jumlah air yang besar saat hujan dan ketahanan terhadap kondisi cuaca kering. Kegiatan penanaman ini merupakan langkah penting dalam memulihkan ekosistem di sekitar mata air dan memastikan keberlanjutannya.

Konservasi Mata Air Telaga Gunung Pegat sejalan dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya Tujuan 4 (Pendidikan Berkualitas), Tujuan 13 (Aksi Iklim), dan Tujuan 15 (Kehidupan di Darat). Dengan mengintegrasikan pendidikan ke dalam upaya konservasi, program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya praktik berkelanjutan dalam pengelolaan sumber daya alam.

Anggota masyarakat secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan penanaman, belajar tentang manfaat ekologis dari pohon Ketapang dan pentingnya menjaga kualitas air mata air. Pengalaman langsung ini tidak hanya berkontribusi pada upaya konservasi tetapi juga memberdayakan masyarakat dengan pengetahuan tentang manajemen perubahan iklim dan strategi konservasi.

Saat program berakhir, peserta menyatakan komitmen mereka untuk terus memantau kesehatan Mata Air Telaga Gunung Pegat dan mendorong praktik penggunaan lahan yang berkelanjutan di desa mereka. Keberhasilan inisiatif ini menjadi model bagi komunitas lain yang menghadapi tantangan serupa terkait pengelolaan sumber daya air dan konservasi lingkungan.

Sebagai kesimpulan, konservasi Mata Air Telaga Gunung Pegat adalah langkah penting untuk memastikan keberlanjutan sumber daya air di Desa Sawo. Melalui keterlibatan masyarakat dan pendidikan, inisiatif ini tidak hanya mengatasi masalah lingkungan yang mendesak tetapi juga membangun budaya konservasi dan keberlanjutan di kalangan penduduk setempat.