Pemetaan Sumber Daya Pertanian

, , Comments Off on Pemetaan Sumber Daya Pertanian

Dalam inisiatif penting yang bertujuan untuk meningkatkan praktik pertanian, sekelompok mahasiswa yang dipimpin oleh Clarissa Aulia Putri Malik melaksanakan program pengabdian masyarakat (KKN) di Desa Babuin, Kecamatan Kolbano, Timor Tengah Selatan, NTT. Program ini berlangsung dari 13 hingga 18 Agustus 2024, dengan fokus pada pemetaan sumber daya pertanian di daerah tersebut, langkah krusial menuju perencanaan penggunaan lahan yang berkelanjutan dan evaluasi kesesuaian lahan.

Tujuan utama dari kegiatan pemetaan ini adalah untuk membantu dalam perencanaan penggunaan lahan dan mengevaluasi kesesuaian lahan untuk berbagai praktik pertanian. Para mahasiswa bekerja sama dengan warga desa, yang sebagian besar bergantung pada pertanian untuk mata pencaharian mereka. Kemitraan ini tidak hanya mendorong keterlibatan masyarakat tetapi juga memastikan bahwa upaya pemetaan didasarkan pada realitas praktik pertanian lokal.

Selama survei, tim melakukan banyak observasi dan menemukan bahwa masyarakat asli Desa Babuin sangat bergantung pada sumber daya pertanian yang tersedia di ladang sekitar mereka. Pemahaman ini mendorong inisiatif untuk membuat peta rinci sumber daya pertanian, dengan fokus pada distribusi tutupan lahan. Dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis (SIG), tim dapat menganalisis data spasial untuk mengidentifikasi potensi lahan dan kualitas lingkungan, sehingga mendukung proses pengambilan keputusan yang lebih baik.

Proyek pemetaan ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya Tujuan 15, yang menekankan pentingnya melindungi, memulihkan, dan mempromosikan penggunaan berkelanjutan ekosistem daratan. Dengan memetakan sumber daya pertanian, proyek ini berkontribusi pada pengelolaan lahan yang berkelanjutan dan pelestarian keanekaragaman hayati di wilayah tersebut.

Keterlibatan warga desa dalam proses pemetaan sangat penting. Mereka memberikan wawasan berharga tentang praktik pertanian dan tantangan yang dihadapi di daerah tersebut. Pendekatan partisipatif ini tidak hanya memberdayakan masyarakat tetapi juga memastikan bahwa data yang dikumpulkan relevan dan berguna untuk perencanaan pertanian di masa depan.

Peta yang dihasilkan berfungsi sebagai alat komunikasi yang vital bagi pemerintah dan masyarakat. Peta ini menyediakan informasi penting yang dapat membimbing pembuat kebijakan dalam membuat keputusan yang tepat mengenai penggunaan lahan dan pengembangan pertanian. Selain itu, peta ini dapat membantu petani lokal memahami potensi lahan mereka dan membuat pilihan yang lebih baik tentang budidaya tanaman.

Saat proyek selesai, para mahasiswa mengorganisir lokakarya untuk mempresentasikan temuan mereka kepada warga desa. Acara ini mendorong dialog tentang praktik pertanian berkelanjutan dan pentingnya pengelolaan lahan. Warga desa mengungkapkan rasa terima kasih mereka atas inisiatif ini, menyadari potensi manfaat dari memiliki peta komprehensif tentang sumber daya pertanian mereka.

Sebagai kesimpulan, pemetaan sumber daya pertanian di Desa Babuin merupakan langkah signifikan menuju pengembangan pertanian yang berkelanjutan. Dengan mengintegrasikan pengetahuan lokal dengan teknologi modern, proyek ini tidak hanya mendukung mata pencaharian warga desa tetapi juga berkontribusi pada tujuan yang lebih luas dalam keberlanjutan lingkungan dan pelestarian ekosistem.