Dalam upaya proaktif untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana dan keselamatan masyarakat, sekelompok mahasiswa yang dipimpin oleh Mitsalina Wafa sedang melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kelurahan Cigugur. Inisiatif ini berlangsung dari 09 Juli hingga 19 Agustus 2024, bertujuan untuk membuat peta jalur evakuasi yang akan membantu meminimalkan risiko dan dampak negatif dari bencana di daerah tersebut.Kelurahan Cigugur terletak di daerah rawan bencana, sehingga sangat penting untuk membangun sistem evakuasi yang efektif dan efisien. Dengan adanya peta jalur evakuasi, masyarakat dapat mengetahui rute tercepat dan teraman untuk mencapai tempat perlindungan yang telah ditentukan saat terjadi keadaan darurat. Inisiatif ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya Tujuan 11, yang berfokus pada menciptakan kota dan pemukiman yang inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan.
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kesiapsiagaan bencana. Dengan melibatkan warga setempat, program ini bertujuan untuk membangun budaya kesiapsiagaan, memastikan bahwa masyarakat lebih siap menghadapi keadaan darurat. Keterlibatan perangkat desa dalam inisiatif ini sangat penting, karena mereka berperan kunci dalam menyebarkan informasi dan memfasilitasi keterlibatan masyarakat.
Sepanjang program, berbagai lokakarya dan sesi pelatihan akan diadakan untuk mendidik warga tentang strategi pengurangan risiko bencana. Peserta akan belajar tentang jenis-jenis bencana yang mungkin mempengaruhi daerah mereka, pentingnya memiliki rencana darurat, dan cara menggunakan peta jalur evakuasi secara efektif. Pengetahuan ini sangat penting untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat saat menghadapi krisis.
Selain membuat peta jalur evakuasi, program ini juga akan fokus pada identifikasi potensi bahaya di daerah tersebut dan mengembangkan strategi untuk mengurangi risiko tersebut. Dengan melakukan penilaian menyeluruh terhadap kerentanan desa, tim dapat memberikan rekomendasi yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik masyarakat. Pendekatan komprehensif terhadap pengurangan risiko bencana ini sangat penting untuk membangun ketahanan menghadapi tantangan di masa depan.
Keterlibatan pejabat pemerintah setempat merupakan aspek signifikan dari inisiatif ini. Dukungan dan kolaborasi mereka akan membantu memastikan bahwa peta jalur evakuasi terintegrasi ke dalam rencana manajemen bencana keseluruhan desa. Kesesuaian dengan struktur pemerintahan lokal ini sangat penting untuk keberlanjutan proyek dan untuk membangun rasa kepemilikan di antara anggota masyarakat.
Seiring berjalannya program, tim juga akan mencari umpan balik dari warga untuk memastikan bahwa peta jalur evakuasi memenuhi kebutuhan dan harapan mereka. Pendekatan partisipatif ini akan memberdayakan masyarakat dan mendorong keterlibatan aktif dalam upaya kesiapsiagaan bencana. Dengan bekerja sama, warga dapat berkontribusi pada Kelurahan Cigugur yang lebih aman dan tangguh.
Pembuatan peta jalur evakuasi bukan hanya kegiatan sekali saja; ini adalah bagian dari komitmen yang lebih luas terhadap upaya pengurangan risiko bencana yang berkelanjutan di wilayah tersebut. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui program ini akan memiliki dampak jangka panjang, membekali masyarakat dengan alat yang mereka butuhkan untuk merespons secara efektif terhadap keadaan darurat di masa depan.
Sebagai kesimpulan, inisiatif yang dipimpin oleh Mitsalina Wafa dan timnya merupakan langkah signifikan menuju peningkatan kesiapsiagaan bencana di Kelurahan Cigugur. Dengan fokus pada perencanaan pembangunan dan pengurangan risiko bencana, program ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi semua warga. Implementasi yang sukses dari peta jalur evakuasi tidak hanya akan menyelamatkan nyawa tetapi juga mempromosikan budaya ketahanan dan kesiapsiagaan di dalam masyarakat.